Mengenal 7 Aliran Bela Diri di Indonesia yang Ajarkan Tenaga Dalam

Pada sejarah rakyat Indonesia, konsep tenaga dalam sebagai hal yg terkenal. Jika sedikit melihat representasi energi dalam di layar kaca, beragam tenaga dalam kerap dipergunakan sang para aktor, seperti buat melindungi diri, membantu sesama, dan majemuk fungsi lainnya.

tidak hanya terekam pada jejak sejarah, nyatanya warga Indonesia sekarang juga masih terdapat yang memakai energi dalam. contohnya penggunaaan tenaga pada sang Praka Pujiono, anggota Kopassus TNI, untuk menemukan korban longsor di Bogor yang terbaru. menggunakan tenaga dalam yg dia kuasai, Pujiono berhasil menemukan titik korban longsor terpendam.

Mengenal 7 Aliran Bela Diri di Indonesia yang Ajarkan Tenaga Dalam

ihwal energi pada yg dimiliki Pujiono, itu ialah bagian asal bela diri Merpati Putih. di Indonesia, Merpati Putih ialah perguruan bela diri yg berada pada bawah payung besar pencak silat.

berdasarkan Ian Douglas Wilson dari Murdoch University, pencak silat artinya jenis bela diri asli asal beberapa etnik di Melayu yang mendiami daratan utama serta kepulauan di Asia Tenggara.

Pencak Silat kemudian berkembang dalam beberapa peredaran yang memiliki karakteristik spesial tersendiri. pada antara sirkulasi pada pencak silat ada yang mengajarkan penggunaan energi pada. Berikut ulasannya:

1. Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT)

PSHT sudah ada pada Indonesia sebelum Indonesia merdeka. peredaran pencak silat ini didirikan tahun 1903 sang Ki Ngabehi Soeromihardjo atau yg dikenal menggunakan Eyang Suro. Mulanya, Eyang Suro menamakan aliran pencak silatnya Djojo Gendilo Tjipto Muljo. di tahun 1917, dia baru mendirikan perguruan silat bernama Persaudaraan Setia Hati pada Desa Winongo, Madiun.

Nama Setia Hati berarti sebuah kesatuan tunggal pada hati dan pikiran manusia yg berorientasi pada dewa. sementara, Terate atau yang bermakna bunga teratai artinya sebuha jenis berasal keindahan dan keagungan bunga yang dapat bertahan di mana pun.

PSHT mengutamakan persaudaraan antara insan serta jua kombinasi antara ajaran spiritual (ilmu kebatinan) dengan gerakan pencak silat.

2. Pencak Silat Pagar Nusa

Dahulu kala, di lingkungan pesantren Nahdlatul Ulama (NU), ada poly peredaran silat. Keberagaman tadi menghasilkan dibentuknya Pagar Nusa sebagai wadah perkumpulan pencak silat pada bawah NU tahun 1986. di antara ragam yang terdapat, ada nama Pagar Nusa Gasmi, Pagar Nusa Batara Perkasa, Padar Nusa Satria Perkasa Sejati (Saperti), dan lain sebagainya.

Nama Pagar Nusa ialah singkatan berasal Pagar NU dan Bangsa. Pagar Nusa mempunyai jati diri yang selaras menggunakan milik NU, antara lain:

a. Ukhwah Pagar Nusa

memiliki arti persaudaraan tanpa membedakan peredaran pada perguruan silat pada Pagar Nusa.

b. Ukhwah Nahdliyyah

Berarati persaudaraan sesama NU tidak dibatasi oleh disparitas partai politik dan latar belakang sosial.

c. Ukhwah Islamiyah

Bermakna persaudaraan sesama Islam tak dibatasi disparitas amaliyah.

d. Ukhwah Basyariyah

Sebuah prinsip yg dilandaskan, sesama manusia artinya bersaudara karena dari dari ayah serta mak yang satu, yakni Adam serta Hawa.

e. Ukhwah Wathaniyah

adalah komitmen persaudaraan seluruh masyarakat yang terdiri dari bermacam-macam agama, suku, bahasa, serta budaya.

f. Ukhwah Insaniyah

Hampir serupa menggunakan ukhwah basyariyah, prinsip ini memandang seluruh insan sama. di hadapan Allah SWT yang membedakan hanyalah ketakwaan.

3. Pencak Silat Putra simpanse Sakti

Pencak silat kera Sakti didirikan sang R.Totong Kiemdarto di 1980 pada Kota Madiun. Pencak silat ini mengajarkan kungfu atau kuntauw (Bahasa Hokkian yang terkenal di Indonesia) dan jurus kera peredaran utara dan selatan (nan pie ho jien). sang pendiri menyelidiki gerakan tersebut berasal pendekar aliran kungfu China yang terdapat pada Indonesia.

dalam beberapa pencak silat, tingkat keahlian pelaku umumnya diukur asal sabuk yg dimiliki. Hal itu sama menggunakan pencak silat Putra kera Sakti. pada pada metode latihan pencak silat simpanse Sakti terdapat lima tahapan penting buat mencapai tingkatan tertinggi.

a. tingkat Dasar I, sabuk hitam, dengan lama latihan 6 bulan.
b. tingkat Dasar II, sabuk kuning, dengan lama latihan 6 bulan.
c. warga taraf I, sabuk biru, dengan lama latihan 1 tahun.
d. masyarakat tingkat II, sabuk merah.
e. warga tingkat III, sabuk merah strip emas.

4. Pencak Silat Perisai Diri

Secara resmi, Perisai Diri didirikan 2 Juli 1955 pada Surabaya oleh RM Soebandiman Dirdjoatmodjo, putra bangsawan Keraton Paku Alam. Sebelum mendirikan Perisai Diri secara resmi, ia melatih silat di lingkungan Perguruan Taman peserta didik atas permintaan Ki Hajar Dewantoro yg juga ialah pamannya.

Teknik dalam silat ini mengandung unsur kurang lebih 156 aliran silat asal berbagai daerah pada Indonesia. peredaran-peredaran tadi juga ditambah dengan aliran Shaolin (Siauw Liem) asal China yg sebelumnya telah dipelajari pendirinya.

Pesilat diajarkan teknik bela diri yang efektif serta efisien, baik tangan kosong maupun dengan senjata. Metode praktis pada Perisai Diri ialah latihan serang hindar yang menghasilkan motto “pintar Silat Tanpa Cedera”.

5. Silat Merpati Putih

Merpati Putih ialah pencak silat yg dilakukan menggunakan tangan kosong atau tanpa senjata serta indera. Merpati putih ialah singkatan asal “Mersudi Patitising Tindak Pusakane Titising damai”. dalam Bahasa Indonesia, hal itu berarti “mencari hingga menerima kebenaran menggunakan kenyamanan” sebagai akibatnya diharapkan seseorang Anggota Merpati Putih akan menyelaraskan hati dan pikiran pada segala tindakannya.

Selain itu, Merpati Putih mempunyai moto: “Sumbangsihku tidak berharga, namun keikhlasanku nyata”.

Merpati putih awalnya diajarkan khusus pada Komando Pasukan spesifik (Kopassus) di tiap kesatuan ABRI. namun, jenis pencak silat ini terus berkembang dan banyak dipelajari warga Indonesia.

6. Silat Tapak kudus Putera Muhammadiyah

Tapak kudus artinya bela diri yang berada pada bawah naungan Muhammadiyah. Tapak suci merupakan organisasi otonom Persyarikatan Muhammadiyah yg berdasarkan akidah Islam dan senantiasa mengajarkan tuntunan ajaran Islam menggunakan mengindahkan aturan-hukumnya serta melaksanakan ibadahnya.

seluruh anggota atau kader Tapak kudus yg berniat buat benar-benar-benar-benar belajar bela diri ini wajib beragama Islam serta bersedia sebagai anggota Muhammadiyah. kondisi-kondisi tersebut sesuai menggunakan tujuan Tapak kudus yaitu menghimpun anggota Muhammadiyah buat belajar ilmu pencak silat yang higienis berasal ilmu kesesatan syirik.

sambil mengenal dan menghafal gerakan atau jurus Tapak suci, para kader pula dibina wacana penguatan akidah, akhlak (moralitas) dalam pergaulan, ketahanan mental, serta pula kepemimpinan.

7. Pencak Silat Cimande

Pencak silat Cimande artinya bela diri yang berkembang dari Kampung Cimande, Caringin, Kabupaten Bogor. Pencak silat ini dianggap dikembangkan sang sosok bernama Abah Khaer.

Pencak silat Cimande ialah bela diri yang mengandung nilai-nilai, adat-tata cara dan sikap yang dijunjung tinggi serta diwariskan oleh leluhur Cimande. di pada kehidupan famili akbar pencak silat Cimande terdapat Taleq yg merupakan kode etik yang harus ditaati dan ditepati sang pesilat. di antara isi Taleq antara lain: wajib taat kepada Allah serta Rasul-Nya; jangan melawan pada mak dan bapak serta orang yang telah tua; jangan melawan kepada guru serta ratu (pemerintah), serta lain sebagainya.

di antara jurus yang paling populer asal pencak silat Cimande ialah jurus pamacan atau gerakan mirip macan.